Ilmuwan Temukan Jejak Hewan Mengerikan, "T-Rex Laut"
Baik Dakosaurus maupun Plesiosuchus punya tengkorak mirip T-Rex.
Selasa, 2 Oktober 2012 | 02:07 WIB
T-Rex laut, Plesiosuchus punya ukuran dan tengkorak mirip T-Rex (Daily Mail|Credit: Dmitry Bogdanov)
VIVAnews - Saat Tyrannosaurus Rex (T-Rex), predator tercepat dengan gigitan terkuat, memangsa hewan darat, "kembarannya" menduduki puncak rantai makanan di laut.
Baru-baru ini, ilmuwan menguak keberadaan "Tyrannosaurus Rex Laut", saat meneliti fosil dua buaya raksasa prasejarah. Dua buaya raksasa itu adalah Plesiosuchus yang memiliki panjang 6,7 meter dan Dakosaurus sepanjang 5,1 meter, keduanya ada di puncak rantai makanan laut, saat mereka berkeliaran di perairan dangkal yang meliputi wilayah selatan Inggris 150 juta tahun lalu.
Dr Mark Young, dari University of Edinburgh memimpin tim ilmuwan internasional yang meneliti fosil hewan yang ditemukan di area yang sebelumnya tertutup laut di Dorset dan Cambridgeshire, serta di Jerman.
Tak mirip dengan buaya modern yang terkesan santai, tim riset mengatakan, binatang pemburu yang agresif itu mengenal teroritori atau daerah kekuasaan, seperti mamalia.
Baik Dakosaurus maupun Plesiosuchus punya tengkorak kepala mirip Tyranodaurus rex, yang merajai daratan, namun perilaku makan mereka mirip paus pembunuh Atlantik Utara. "Tengkorak dua spesies buaya laut itu punya beberapa kesamaan dengan T-Rex," kata Young pada Discovery News.
"Tengkorak terbesar Plesiosuchus manselii yang ditemukan hingga saat ini berukuran panjang 4 kaki 3 inchi, sebesar tengkorak T-Rex dewasa."
Sementara, masih menurut Young, dua tipe paus pembunuh Atlantik Utara juga punya pola badan dan gigi serupa dengan fosil buaya purba itu.
"Fakta bahwa dua kelompok hewan yang saling tak terkait, terpisah sekitar 152 juta tahun memiliki adaptasi morfologi yang sama di Eropa Barat sangat mengejutkan," tambah Young.
Dakosaurus dan Plesiosuchus adalah bagian dari berbagai kelompok crocodylians laut dalam famili Metriorhynchids. Mereka punya ukuran tubuh, gaya hidup, dan strategi makan yang berbeda.
Tim yang juga beranggotakan orang-orang dari Natural History Museum juga menemukan bahwa Dakosaurus punya tengkorak dan karakteristik rahang seperti moncong hisap pada lumba-lumba. Ini membuat Dakosaurus menjadi buaya bermoncong hisap pertama yang pernah diketahui.
"Cara makan hewan ini adalah dengan membuka mulut mereka lebar-lebar, menghasilkan tekanan negatif, dan mengisap mangsa ke dalam mulut," kata Young.
Dr Mark Young, dari University of Edinburgh memimpin tim ilmuwan internasional yang meneliti fosil hewan yang ditemukan di area yang sebelumnya tertutup laut di Dorset dan Cambridgeshire, serta di Jerman.
Tak mirip dengan buaya modern yang terkesan santai, tim riset mengatakan, binatang pemburu yang agresif itu mengenal teroritori atau daerah kekuasaan, seperti mamalia.
Baik Dakosaurus maupun Plesiosuchus punya tengkorak kepala mirip Tyranodaurus rex, yang merajai daratan, namun perilaku makan mereka mirip paus pembunuh Atlantik Utara. "Tengkorak dua spesies buaya laut itu punya beberapa kesamaan dengan T-Rex," kata Young pada Discovery News.
"Tengkorak terbesar Plesiosuchus manselii yang ditemukan hingga saat ini berukuran panjang 4 kaki 3 inchi, sebesar tengkorak T-Rex dewasa."
Sementara, masih menurut Young, dua tipe paus pembunuh Atlantik Utara juga punya pola badan dan gigi serupa dengan fosil buaya purba itu.
"Fakta bahwa dua kelompok hewan yang saling tak terkait, terpisah sekitar 152 juta tahun memiliki adaptasi morfologi yang sama di Eropa Barat sangat mengejutkan," tambah Young.
Dakosaurus dan Plesiosuchus adalah bagian dari berbagai kelompok crocodylians laut dalam famili Metriorhynchids. Mereka punya ukuran tubuh, gaya hidup, dan strategi makan yang berbeda.
Tim yang juga beranggotakan orang-orang dari Natural History Museum juga menemukan bahwa Dakosaurus punya tengkorak dan karakteristik rahang seperti moncong hisap pada lumba-lumba. Ini membuat Dakosaurus menjadi buaya bermoncong hisap pertama yang pernah diketahui.
"Cara makan hewan ini adalah dengan membuka mulut mereka lebar-lebar, menghasilkan tekanan negatif, dan mengisap mangsa ke dalam mulut," kata Young.
Salah satu pertanyaan yang menggoda para ilmuwan adalah, bagaimana bisa dua predator yang ada di puncak rantai makanan laut bisa hidup berdampingan dalam satu ekosistem tanpa harus saling membunuh.
Kemungkinan jawaban soal ini diungkap Dr Lorna Steel, dari Natural History Museum. "Tengkorak dan morfologi gigi menunjukkan, mereka mengincar mangsa yang berbeda, juga punya cara makan yang berlainan satu sama lain," kata dia.
"Kami menduga, Plesiosuchus makan reptil laut, sementara Dakosaurus, si pemakan segala, mungkin menyantap ikan dan hewan apapun yang ia temukan, termasuk metriorhynchid Geosaurus kecil.
Kemungkinan jawaban soal ini diungkap Dr Lorna Steel, dari Natural History Museum. "Tengkorak dan morfologi gigi menunjukkan, mereka mengincar mangsa yang berbeda, juga punya cara makan yang berlainan satu sama lain," kata dia.
"Kami menduga, Plesiosuchus makan reptil laut, sementara Dakosaurus, si pemakan segala, mungkin menyantap ikan dan hewan apapun yang ia temukan, termasuk metriorhynchid Geosaurus kecil.